BAB
12
12.1
MENGUBAH TATANGAN YANG DI HADAPI KOPERASI
MENJADI PELUANG
Tantangan untuk pengembangan masa
depan memang relatif berat, karena kalau tidak dilakukan pemberdayaan dalam
koperasi dapat tergusur dalam percaturan persaingan yang makin alam kamin
intens dan mengglobal. Kalu kita lihat ciri-ciri globalisasi dimana pergerakan
barang, modal dan uang demikian bebas dan perlakuan terhadap pelaku ekonomi
sendiri dan asing (luar negeri) sama, maka tidak ada alasan bagi suatu negara
untuk meninabobokan para pelaku ekonomi (termasuk koperasi) yang tidak efisien
dan kompetitif.
Untuk perkoperasian di Indonesia
sendiri, Prospek kemajuan juga terbuka tebar karena krisis ekonomi yang menimpa
Indonesia hampir satu dasawarsa tetah sepenuhnya putih. Kondis ini juga
ditopang stabilitas potitik dan keamanan yang relatif aman dan terjaga. Dengan
demikian diharapkan akan makin meningkatkan daya beli dan keanekaragaman pola
permintaan masyarakat, serta jumlah penduduk yang sangat besar, berarti pasar
dalam negeri akan berkembang lebih besar sehingga memberi peluang untuk
menumbuhkan usaha nasional.
Selain itu, Koperasi dan
UMKM dapat didorong menjadi motor penggerak perekonomian nasional, mengingat
kandungan impornya rendah, dan keterkaitan antar sektor relatif tinggi.
Koperasi dan UMKM umumnya bergerak di sektor padat karya yang memerlukan
investasi relatif rendah, ICOR rendah, dan Lag waktu yang singkat, sehingga
upaya mendorong pertumbuhannya relatif lebih mudah dan lebih cepat.
Perkembangan yang cukup
menggembirakan tersebut, menjadi potensi yang terus dapat dikembangkan karena
ditopang dengan tersedianya jumlah penduduk sebagai tenaga kerja yang
potensial. Terlebih dalam beberapa tahun terakhir Pemerintah telah menetapkan arah
pembangunan dengan penekanan pada pendidikan yang diharapkan semakin Link and
match dengan tantangan persaingan tenaga kerja dan penciptaan wirausaha baru.
Selebihnya pengembangan usaha Koperasi dan UMKM dapat terus dilakukan karena
pada alam Indonesia terkandung kekayaan yang tiada tara dan tersedianya
keragaman bahan baku bagi produk inovatif Koperasi dan UMKM.
Seiring dengan itu, telah terjadi
perubahan struktur pelaku ekonomi dari pertanian ke agrobisnis, yang diharapkan
akan dapat memacu dan meningkatan produktivitas usaha dan investasi bagi usaha
UMKM. Kondisi ini diharapkan akan memacu peluang bagi usaha Koperasi dan UMKM
terutama di bidang agrobisnis, agroindustri, kerajinan industri, dan
industri-industri lainnya sebagai pelaku sub kontraktor yang kuat dan efisien
bagi usaha besar.
Demikian pula dukungan perubahan orientast kebijakan
investasi, perdagangan dan industri ke arah industri pedesaan dan industri yang
berbasis sumber daya alam terutama pertanian, kehutanan, ketautan, pertambangan
dan pariwisata serta kerajinan rakyat memberikan peluang bagi tumbuh dan
berkembangnya Koperasi dan UMKM.
Di bidang permodalan, pengembangan
potensi masih terbuka luas, untuk menjadikan LKM sebagai kekuatan pembiayaan
bagi usaha mikro. Selain telah disalurkannya skema kredit dan Pemerintah, juga
tersedia plafon kredit yang besar di lembaga keuangan bank dan
non-bank. Berlakunya globalisasi ekonomi, serta makin
pesatnya kerjasama ekonomi antar negara terutama dalam konteks ASEAN dan APEC,
akan menciptakan peluang baru bagi Koperasi dan UMKM, sehingga dapat
meningkatkan peranannya sebagai penggerak utama pertumbuhan industri manufaktur
dan kerajinan, agroindustri, ekspor non mtgas, dan penciptaan lapangan kerja
baru.
12.2
STRATEGI – STRATEGI PEMASARAN DAN STRATEGI
DI BERBAGAI TINGKAT
Strategi pemasaran (marketing
strategy) adalah prinsip yang menyeluruh di mana manajemen pemasaran
mengharapkan untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran mengharapkan untuk mencapai
tujuan-tujuan pemasaran dan bisnis dalam pemasaran.
Pada hakekatnya, strategi tiada lain
adalah cara bagaimana menempatkan posisi koprasi atau organisasi swadaya pada
situasi lingkungan persaingan yang dianggap paling menguntungkan bagi
orang-orang yang terlibat di dalamnya, terutama para anggota (pemilik-pemakai);
menentukan waktu yang tepat untuk bertindak atau menearik diri dan selalu
mengkaji batasan-batasan toleransi yang proposional. Dengan kata lain, strategi
dirancang untuk menjamin agar tujuan atau sasaran prestatif dapat tercapai
melalui melalui langkah-langkah yang tepat. Keahlian berpikir strategik
memiliki perbedaan yang sangat jelas dibanding cara berpikir taktis, demikian
pula halnya dengan sistem berpikir mekanik dan pendekatan intuitif. Secara
empirik, ternyata banyak eksekutif pemasaran masih menggunakan cara berpikir
taktif dan intuitif ketimbang strategik.
Suatu koperasi/organisasi swadaya dapat diartikan
sebagai suatu kesatuan usaha yang dimiliki dan dikendalikan pemakai, dengan
pembagian keuntungan atas dasar penggunaan (J.Ropke, 1995). Adapun Lloyd L.
Byars (1991) menyatakan bahwa strategi adalah penentuan dan evaluasi terhadap
alternatif yang tersedia bagi suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan
misinya. Dengan demikian strategi merupakan setiap kesatuan rencana yang
menyeluruh untuk mencapai misi dari tujuan organisasi.
Wheelen dan Hunger (2000) mengemukakan bahwa dalam suatuu perusahaan
yang mempunyai multidivisi terhadap tiga tingkatan/jenjang strategi yaitu:
strategi tingkat perusahaan (corpo-rate strategy), strategi tingkat bisnis
(business unit strategy). Strategi pemasaran termasuk tingkatan strategi
fungsional dari setiap unit bisnis selain strategi keuangan, produksi, sumber
daya manusia dan sebagainya. Dalam merumuskan strategi pemasaran dari suatu
perusahaan tidak dapat dilepaskan dari strategi perusahaan atau unit bisnisnya.
Sebaliknya harus terdapat keterpaduan di antara tingkatan strategi tersebut.
Perihal manajemen pemasaran strategik (strategic marketing management)
Kerin & Peterson (1993) mengemukakan sebagai suatu proses yang mencakup
enam tahapan proses analitik yang saling terkait, yakni sebagai berikut.
a) Penetapan
sifat-sifat bisnis dari suatu organisasi.
b) Pengkhususan
tujuan dari organisasi.
c) Identifikasi
peluang-peluang organisasi.
d) Perumusan
strategi pasar-produk.
e) Pengaggaran
keuangan, produksi, dan sumber daya manusia.
f) Pengembangan
strategi-strategi reformulasi dan recovery.
` Dari
kompleksitas proses tersebut jelas bahwa proses pemasaran strategik erat
kaitannya dengan proses manajemen strategik yang tercermin melalui keterpaduan
dan keterkaitan antar tingkatan strategi (perusahan, unit bisnis, dan
fungsional pemasaran).
12.3
ALTERNATIF KERANGKA KERJA MANAJEMEN
PEMASARAN STRATEGI BAIK KOPERASI MENUJU KINERJA YANG SUPERIOR
Kerangka Kerja Perumusan Strategi
Komprehensif yaitu kerangka kerja yang dapat dapat mempermudah penyusun
alternative – alternative berdasarkan informasi dasar yang diperoleh dari
perusahaan. kerangka kerja perumusan tersebut terdiri dari tiga tahapan,dimana
masing – masing tahapan memiliki teknik dan alat – alat analisis yang berbeda –
beda. Adapun ketiga tahapan tersebut yaitu ; Tahap Input, Tahap Pencocokan dan
Tahap Keputusan.
1) Tahap
Input
Tahap I dari kerangka kerja perumusan strategi terdiri
dari Matriks IFE ( Internal Factor Evaluation ) atau Matriks EFE ( Eksternal
Factor Evaluation ) analisa Analisa Lingkungan Internal dan Matriks Analisa
Lingkungan Eksternal. Tahap ini meringkas informasi dasar yang dibutuhkan dalam
perumusan strategi pada tahapan berikutnya.
2) Tahap
Pencocokan
Tahapan ini fokus pada menciptakan alternative
strategi yang layak dengan mencocokkan factor eksternal dan internal kunci.
Tahap pencocokan kerangka kerja strategi ini terdiri dari tiga teknik, yaitu
Matriks SWOT ( Strengths Opportunities Weakness Threats ), Matriks SPACE (
Strategic Position and Action Evaluation) dan Matriks Grand Strategy. Tahapan
ini dikerjakan dengan cara mencocokkan peluang dan acaman dari faktor eksternal
dengan kekuatan dan kelemahan internal guna menghasilkan alternative strategi
yang efektif. Strategi yang menggunakan kekuatan guna memanfaatkan peluang
dianggap sebagai strategi yang menyerang, sedangkan strategi yang menggunakan /
memperbaiki kelemahan guna menghindari ancaman disebut sebagai strategi
bertahan.
3) Tahap
Keputusan
Tahap keputusan merupakan tahap akhir dari kerangka
penyusunan strategi. Untuk menyelesaikan tahapan ini digunakanlah teknik QSPM (
Quantitative Strategic Planning Matrix ) sebagai teknik tunggal untuk
memutuskan pilihan strategi yang dipilih setelah melalui tahap input dan
pencocokan sebelumnya. QSPM merupakan alat analisis yang digunakan untuk
memutuskan strategi yang akan digunakan berdasarkan dari kemenarikan
alternative-alternatif strategi yang ada. Perhitungan QSPM didasarkan kepada
input dari bobot matriks internal ekternal, serta alaternatif strategi pada
tahap pencocokan.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar